MASA ADVEN

( 28-11-2018 )

'Adven dari kata Latin adventus : kedatangan. Dalam Tahun Liturgi Gereja, masa Adven adalah masa persiapan menantikan kedatangan Kristus secara sakramental. Selama masa Adven tak lagi ada nyanyian Gloria in exelsis Deo -Kemuliaan bagi Allah di surga-. Tetapi "Alleluia" tetap dimadahkan sebagai ungkapan kegembiraan, optimisme akan kedatangan dan penyelamatan Tuhan. Lalu bagaimanakah Adven ini dihayati?
Masa Adven dihayati dalam konteks tiga arti kedatangan Tuhan:
1. Mengenang kedatangan Kristus yang pertama, ketika Tuhan memasuki dunia ini yakni penjelmaan-Nya sebagai manusia.
2. Mempersiapkan kedatangan-Nya secara sakramental saat ini, ke dalam keluarga dan masya-rakat: perayaan Misteri Sang Imanuel (Natal)
3. Menantikan kedatangan-Nya yang mulia kelak pada akhir zaman (eskatologis) untuk menghakimi orang yang hidup dan mati.
Adven memang merupakan masa persiapan akan kedatangan Tuhan, juga kedatangan Kristus pada akhir zaman. Dan, kedatangan Tuhan itu menuntut pertobatan dan berbalik kepada-Nya.
Maka, sikap yang harus kita miliki sebagai seorang  Kristen adalah
Pertama, siap siaga dan hidup sebagai pengikut Kristus; hidup damai, menerima orang lain apa adanya, dan bertobat.
Kedua, optimisme, penuh harapan dengan terus menerus menjaga sikap tobat.
Ketiga, kesiapan menyambut Tuhan lewat tanda dan lambang; dalam sakramen-sakramen, terutama Ekaristi dan dalam sabda-Nya. Melalui tanda-tanda itu, khususnya Ekaristi, kita dibentuk menurut citra Allah, berubah menjadi serupa Kristus dan diutus memberi kesaksian tentang kasih Allah.
Dengan demikian pertobatan, kesiapsiagaan, optimisme, suka cita, dan memberi kesaksian tentang kasih Allah merupakan sikap terbaik yang perlu kita persiapkan secara pro-aktif dalam menyongsong Tuhan yang akan datang.  Sikap pro-aktif menantikan akan kepenuhan janji Tuhan ini dilambangkan dengan 'Lingkaran Adven' / Corona - pertobatan yang tak kunjung henti -
 'Lingkaran Adven' ini  terdiri dari
Daun cemara warna hijau yang tak pernah kering pada aneka perubahan musim melambangkan kerinduan dan pengharapan;
Pita warna ungu melambangkan pertobatan;
Empat lilin melambangkan empat hari Minggu. Lilin-lilin tersebut dinyalakan satu demi satu, sebagai tanda kita mempersiapkan diri menyong-song hari Natal.
Saudaraku, berharaplah, bertobatlah tak kunjung henti dan percayalah selalu, karena Tuhan akan datang. Dan itu berarti, dalam masa Adven ini kita diajak untuk selalu waspada, membuang segala kekhawatiran dan kelalaian yang tidak perlu supaya kita dapat semakin menghayati misteri penjelmaan Sabda menjadi Manusia yang hidup diantara kita. Dengan pesta penjelmaan ini kita akan semakin disadarkan bahwa Allah mengasihi kita dan bahwa persatuan kita dengan kasih-Nya terwujud dalam kehidupan bersama sebagai saudara dengan damai. Di sinilah damai Natal itu diharapkan bermakna  dan bergema dalam hati kita masing-masing. (Hd.)