PENGHARAPAN

( 25-11-2018 )


Para pembaca yang budiman, beberapa akhir ini, negara kita Indonesia dilanda situasi yang kurang menyenangkan. Sebut saja bencana di Lombok dan Palu, Kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang baru-baru ini terjadi, atau peristiwa-peristiwa serta anomali alam bumi yang sudah lagi tidak teratur, suhu yang semakin panas,dll. Semua kejadian tersebut menyebabkan tidak sedikit korban, baik itu korban jiwa maupun korban mental dari saudara-saudara kita. Korban jiwa dari kecelakaan serta bencana yang terjadi dan korban jiwa dari mereka yang percaya akan berita-berita HOAX berbau mistis. Berita yang menyatakan bahwa ini adalah hukuman Tuhan, peringatan keras pada manusia bahwa KIAMAT sudah dekat, dll.
Pernyataan akan hukuman Tuhan dibalik peristiwa alam maupun bencana tentu bukan yang pertama kita dengar. Bahkan dalam pelajaran moral pun kita sadar bahwa semua hal jahat akan kembali kepada mereka yang menyebabkannya. Bahwa apa yang kita tanam akan kita tuai pula. Lalu bagimana posisi atau sikap yang harus kita miliki?
Para pembaca yang budiman, dua minggu lagi kita akan menutup tahun liturgi Gereja. Sesudah itu kita akan memulai dengan minggu pertama dalam Adven. Oleh sebab itu, bila kita mencermati bacaan-bacaan akhir-akhir ini serta pagi ini, mengajak kita merenungkan akhir dari dunia. “Pada waktu itu akan muncul Mikhael, pemimpin besar, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu. Akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak adanya bangsa-bangsa sampai pada waktu itu” (Dan 12:1). “Bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang”(Mrk 13:25).
Ketika kita membaca dan membayangkan peristiwa-peristiwa tersebut. Kita tidak mungkin tidak takut. Ditambah lagi ketika kita mendengar atau membaca berita HOAX akan KIAMAT sudah dekat setelah bencana ataupun situasi-situasi menyedihkan terjadi. Namun perlu kita sadari pengalaman yang menakutkan, menyeramkan dan menyedihkan tidak akan pernah terpisah dari hidup kita. Oleh sebab itu ketika kita membaca bacaan pada minggu ini, hendaknya kita membaca dari sudut yang lain atau baru.
Sudut pandang yang menyadarkan kita bahwa hal menakutkan, menyeramkan dan menyedihkan adalah hal yang akan selalu kita alami. Namun hal-hal tersebut akan membawa kita pada suatu pandangan dan keyakinan bahwa Allah adalah Penyelamat dan penyelenggara hidup kita. “Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itupun Ia menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit” (Mrk 13: 26-27)
Oleh sebab itu Yesus mengingatkan kita agar tidak perlu takut akan apa yang terjadi, akan apa yang akan datang dalam hidup kita. Terkhusus berita-berita HOAX yang tidak jelas kebenarannya. Hal ini karena segala misteri kehidupan tidak ada satu orang pun yang tahu kecuali Allah Bapa di Surga. Dan yang perlu kita lakukan adalah percaya...percaya dan percaya. Percaya bahwa iman kita akan Yesus dalam Sabda dan karya-Nya akan membawa kita pada kehidupan kekal. Kehidupan yang tidak akan berakhir. Karena sabda dan karya Yesus tidak akan pernah berkesudahan. Sabda dan karya-Nya akan terus ada dan bergema pada kita.
Permasalahannya sudahkah kita benar-benar beriman pada Yesus? Sudahkah kita yakin bahwa Ia benar-benar Tuhan dan juruselamat kita? Apabila sudah, maka kita tidak perlu takut dan khawatir. Sebagai seorang Katolik, kita yakin bahwa Yesus akan menuntun kita ke jalan yang benar pada suatu kehidupan yang kekal dan mengatasi langit bumi. Sehingga sikap kita sebagai seorang katolik di tengah situasi-situasi, berita-berita akan KIAMAT sudah dekat, dsb tidak lain adalah bersikap tenang dan pasrah dengan penuh pengharapan akan iman kita pada Yesus Kristus yang akan menuntun kita pada hidup yang kekal. Tuhan memberkati kita semua. (AP)