MINDER

( 27-04-2015 )

Orang minder selalu meremehkan dirinya, kerabatnya dan bangsa-nya. Kalau ada salah satu kerabatnya atau bangsanya sukses, dia sulit menerima. Yesus datang ke Nasaret tempat dia dibesarkan, tempat dia dan keluarganya sangat dikenal sebagai salah satu dari antara mereka. Ketika mendengar Yesus yang mulai terkenal tampil di depan mereka, semua mata memandang Dia dengan kagum. Namun begitu sadar siapa Yesus dan keluarganya sama dengan mereka, maka mereka mulai meragukanNya. Sebenarnya itu berarti meragukan diri mereka sendiri. 

Orang minder tak pernah mau maju, dan seringkali menghalangi orang lain untuk maju. Pada dasarnya minder juga menunjukkan sikap kurang beriman, kurang mensyukuri anugerah Tuhan, terutama hidup-nya sendiri. Karena itu minder sebenarnya juga dosa, atau paling sedikit membiarkan diri dibelenggu dosa yang membuat dia tenggelam dalam meratapi dirinya sendiri. Karena itu umumnya orang minder juga malas dan tidak punya inisiatif. Bangsa, kelompok atau komunitas Gereja yang membiarkan budaya minder merajalela tidak akan hidup dan berkembang.

Walaupun berasal dari Nasaret, desa yang tak pernah terkenal (bdk Yoh 1:46) Yesus berani tampil karena merasakan urapan Roh Tuhan dan mau menggenapi sabda Tuhan. Penampilan Yesus sebenarnya mau mengajak agar orang-orang sedesanya juga mau beriman seperti Dia, berani menggenapi sabda Allah dengan hidup-Nya. Bukannya menerima teguran dan ajakan Yesus, mereka lebih suka tenggelam dalam keminderannya (=tidak beriman) dan menolak Dia.

Yesus juga tampil di hadapan kita hari ini, dan menyatakan bahwa sabda Allah digenapi saat kita mau mendengar dan melaksanakannya. Semoga kita tak hanya terpana seperti orang Nazaret dan kemudian menolak ajakanNya karena tenggelam dalam keminderan dan keengganan kita untuk terlibat dalam Gereja untuk mewujudkan sabda Allah. Semoga Roh kudus yang telah kita terima dalam Pembaptisan sungguh mendorong kita untuk bersama Yesus mewartakan injil secara nyata bagi orang yang miskin dan membutuhkan. Semoga bersama Yesus kita juga merasakan urapan Roh Kudus dan mulai hari ini berani menggenapi (mewujudkan) sabda Allah yang kita dengar. (sad budi)