GEMBALA YANG BAIK

( 25-04-2015 )

Yesus menyatakan dirinya sebagai gembala (pemimpin) yang baik. Pemimpin yang baik mengenal dan mengasihi mereka yang yang dipimpin, serta rela memberikan diri bagi mereka, agar mereka mempunyai hidup dalam segala kepenuhannya. Sering kita mengartikan ini hanya untuk para imam, uskup dan Paus. Padahal sebenarnya ini bisa berlaku untuk siapa saja yang dipercaya untuk memimpin: kepala keluarga, kepala sekolah, kepala perusahaan, wakil rakyat, kepala Negara, pejabat pemerintahan.

Alangkah bahagia keluarga yang kepala keluarganya seperti Yesus, alangkah bahagia sekolah yang kepalanya mengikuti Yesus, alangkah bahagianya pekerja yang kepala perusahaannya mengikuti Yesus, alangkah sejahtera negara yang wakil rakyat dan pejabatnya mengikuti Yesus. Mungkin ada yang berpendapat: itu mimpi yang mustahil terjadi dalam masyarakat, kan mereka kebanyakan bukan kristiani atau katolik. Kalau begitu mengapa kita tidak mulai dengan diri kita, keluarga kita, lingkungan kita. Kalau kita saja tidak memberi kesaksian bahwa kita memimpin dengan mengikuti Yesus, bagaimana kita berharap mengajak orang lain?

Namun lepas dari “nama Yesus” ,injil ini mau mengatakan bahwa hakekat pemimpin adalah pelayan, orang yang mau hidup untuk orang lain, agar mereka semakin bertumbuh kembang sampai hidup dalam kepenuhannya. Itu berarti pemimpin tidak hanya melakukan segalanya bagi yang dipimpin, namun mengajar, mengajak mereka terutama dengan teladannya, bahwa kepenuhan hidup justru terjadi tatkala orang tak hanya hidup untuk dirinya sendiri, namun mau tanggap pada kebutuhan sesama.

Banyak orang tua dewasa ini melakukan segalanya bagi anaknya, termasuk antar jemput mereka bahkan sampai mereka mahasiswa, dengan alasan dunia sekarang tidak aman seperti jamannya dulu yang waktu SD pun berangkat ke sekolah sendiri. Banyak orang tua dewasa ini lebih sibuk belajar dan menyiapkan tugas anaknya. Sayang banyak sekolah mendukung kebiasaan salah ini dengan memberi tugas yang melampaui kemampuan anak, toh nanti akan dibantu atau dikerjakan orang tuanya. Bahkan ada sekolah yang kalau memberi tugas anak, orang tuanya yang dipanggil dan diberi instruksi. Dengan perlakuan seperti itu tak heran kita akan melahirkan pemimpin masa depan yang hanya mau dilayani dan sibuk menyenangkan diri sendiri, enggan untuk hidup bagi orang lain.

Semoga ajakan Yesus gembala baik mentobatkan kita untuk menjadi pemimpin yang benar, mendidik dan mendampingi pemimpin masa depan yang benar pula. (sad budi)